Senin, 29 November 2010

BAJU KHAS MADURA


Walaupun Madura adalah sebuah pulau yang terpisah dari Pulau Jawa, kebudayaan Jawa dalam arti luas berpengaruh sangat besar dalam berbagai segi kehidupan masyarakat sukubangsa Madura. Oleh karena kebudayaan dan Busana Tradisonal Madura termasuk dalam daerah kebudayaan Jawa.
 Masyarakat umum mengenal Busana Tradisonal khas Madura, yaitu hitam serba longgar dengan kaos bergaris merah putih atau merah hitam, di dalamnya, lengkap dengan tutup kepala dan kain sarung. Sebenarnya, Busana Tradisonal yang terdiri dari baju pesa`an dan celana gomboran ini merupakan pakaian pria untuk rakyat kebanyakan, baik sebagai Busana Tradisonal sehari-hari maupun sebagai busana resmi. Adanya pengaruh cara berpakaian pelaut dari Eropa, terutama kaos bergaris yang digunakan.
 Dalam pemakaiannya, baju pesa`an, celana gomboran dan kaos oblong ini memiliki perbedaan fungsi bila dilihat dari cara memakainya. Kalangan pedagang kecil, seringkali mempergunakan baju pesa`an dan kaos oblong warna putih, dipadu dengan sarung motif kotak-kotak biasa. Sebaliknya para nelayan, umumnya hanya menggunkan celana gomboran dengan kaos oblong.
 Zaman dahulu, masyarakat menggunakan Busana Tradisonal pesa`an dalam dua warna, yaitu hitam dan putih. Baju pesa`an biasanya dipakai oleh guru agama atau molang. Pada masa sekarang, Busana Tradisonal pesa`an warna hitamlah yang menjadi ciri khas. Warna hitam ini melambangkan keberanian. Sikap gagah dan pantang mundur ini merupakan salah satu etos budaya yang dimiliki masyarakat Madura. Garis-garis tegas merah, putih atau hitam yang terdapat pada kaos yang digunakan pun memperhatikan sikap tegas serta semangat juang yang sangat kuat, dalam menghadapi segala hal.
 Model Busana Tradisonal yang serba longgar dan pemakaiannya yang terbuka melambangkan sifat kebebasan dan keterbukaan orang Madura. Kesederhanaan bentuk baju ini pun menunjukkan kesederhanaan masyarakatnya, teguh dan keras. Sarung palekat kotak-kotak dengan warna menyolok dan sabuk katemang, ikat pinggang kulit lebar dengan kantong penghimpun uang di depannya adalah perlengkapan lainnya. Terompah atau tropa merupakan alas kaki yang umumnya dipakai.
 Berbeda dengan rakyat kebanyakan, para bangsawan biasanya menggunakan Busana Tradisonal berupa rasughan totop (jas tutup) polos dengan samper kembeng (kain panjang) di bagian bawah, secara umum sebagaimana Busana Tradisonal Solo dan Yogya.
Perbedaannya terletak pada odheng, tutup kepala yang dikenakan. Pada saat menghadiri acara resmi, rasughan totop umumnya berwarna hitam digunakan lengkap dengan odheng tongkosan kota, bermotif modang, dulcendul, garik atau jingga. Odheng pada masyarakat Madura memiliki arti simbolis yang cukup kompleks, baik dari ukuran, motif maupun cara pemakaian.Bentuk dan cara memakai odheng juga menunjukkan derajat kebangsawanan seseorang. Semakin tegak kelopak odheng tongkosan, semakin tinggi dewajat kebangsawananan. Semakin miring kelopaknya, maka derajat kebangsawanan semakin rendah. Untuk orang yang sudah sepuh (tua), sayap atau ujung kain dipilin dan tetap terbeber bila si pemakai masih relatif muda.

Kerapan Sapi adalah satu istilah dalam bahasa Madura yang digunakan untuk menamakan suatu perlombaan pacuan sapi. Ada dua versi mengenai asal-usul nama kerapan. Versi pertama mengatakan bahwa istilah kerapan berasal dari kata kerap atau kirap yang artinya berangkat dan dilepas secara bersama-sama atau berbondong-bondong. Sedangkan versi yang lain menyebutkan bahwa kata kerapan berasal dari bahasa Arab yaitu kirabah yang artinya persahabatan. Namun, lepas dari kedua versi itu, dalam pengertiannya yang umum saat ini, kerapan adalah suatu atraksi lomba pacuan khusus bagi binatang sapi.
Macam-macam kerapan sapi yang menjadi ciri khas Madura yaitu:
1.      Kerap Keni (kerapan kecil)
      Kerapan jenis ini persyaratannya hanya diikuti oleh orang-orang yang berasal dari satu kecamatan. Dalam kategori ini jarak yang harus ditempuh hanya sepanjang 110 meter dan diikuti oleh sapi-sapi kecil yang belum terlatih. Bagi sapi yang dapat memenangkan perlombaan dapat mengikuti kerapan yang lebih tinggi lagi yaitu kerap raja.
2.      Kerap Raja (kerapan besar)
      perlombaan yang sering juga disebut kerap ini umumnya diadakan di ibukota Kabupaten pada hari Minggu. Panjang lintasan balapnya sekitar 120 meter dan pesertanya adalah para juara Kerap Keni.
3.      Kerap Onjengan (kerapan undangan)
      Kerap Onjengan adalah pacuan khusus para peserta yang diundang dari suatu Kabupaten yang menyelenggarakannya. Kerapan ini biasanya diadakan untuk memperingati hari-hari besar tertentu.
4.      Kerap Karesidenan (kerapan tingkat karesidenan)
Kerapan ini adalah kerapan besar yang diikuti oleh juara-juara kerap dari empat Kabupaten di Madura. Kerap Karesidenan diadakan di Kota Pamekasan pada hari Minggu yang merupakan acara puncak untuk mengakhiri musim kerapan.
5.      Kerap Jar-jaran (kerapan latihan)
      Kerapan Jar-jaran adalah kerapan yang dilakukan hanya untuk memilih sapi-sapi pacuan sebelum diturunkan pada perlombaan yang sebenarnya.

Di dalam pelaksanaan kerapan sapi ada pihak-pihak yang terlibat dalam permainan kerapan sapi. Mereka memiliki tugas masing-masing. Seperti, mengendalikan sapi, menahan tali kekang sapi, tukang aba-aba sapi, tukang menarik dan menuntun sapid an tukang bersorak-sorak untuk memberi semangat pada sapi.

Permainan kerapan sapi jika dicermati secara mendalam mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai itu adalah kerja keras, kerja sama, persaingan, ketertiban dan sportivitas.

Jadi, sebagai orang Madura harus sangat bersyukur karena, di Madura mempunyai berbagai macam keindahan dan kekhasan tersendiri. Kita sebagai anak muda harus bisa berkreasi dari apa yang ada di Madura. Dengan terus mengembangkan yang ada agar lebih baik lagi. Dan agar aset-aset Madura tetap ada untuk sampai kapanpun.
Kamis, 25 November 2010

MAKANAN KHAS MADURA


Kali ini saya akan bercerita mengenai makanan di Madura tepatnya di kota Sumenep. Makanan khas Madura banyak sekali. Misalnya, kaldu, gado-gado, rujak, soto, sate dan sebagainya. Saya akan membahas rujak. Karena saya sangat suka rujak. Alat: piring, cobik, sendok. Bahan: lontong, buah-buahan, sayur-sayuran, petis, cabe, kacang, vetsin, dan garam ditambah keripik dan kerupuk.

Banyak sekali makanan enak di Madura. Selain makanan, minuman di Madura juga ada seperti, es campur, es bubur, es degan, es teh, es buah, dan sebagainya. Kita tidak perlu pergi ke luar kota untuk mencari makanan dan mnuman yang enak karena kota Sumenep mempunyai berbagai macam makanan dan minuman yang tidak kalah enaknya dari kota lain. Makanan Madura banyak di gemari banyak orang karena mempunyai rasa yang enak dan harga yang  cukup murah.
Tapi, di era globalisasi ini makanan khas Madura tidak di sukai lagi oleh orang madura mereka malah menyukai makanan orang barat seperti ayam goreng, pizza, humberger, dan sebagainya. Padahal kita tidak tahu makanan itu dibuat dari apa dan tidak tahu makanan itu halal apa haram. Seharusnya sebagai kota sumenep yg terkenal dengan keagamaannya yang baik memberi contoh dengan cara tidak mengikuti perkembangan zaman.

Jika, kita memanfaatkan yang ada dan merubahnya menjadi lebih baik maka kota Sumenep akan lebih maju. Jadi, kita sebagai generasi penerus harus pandai dan tidak gampang di bodohi oleh perkembangan zaman. Kita harus bisa mengembangkan yang baik menjadi lebih baik. Karena, jika kita bisa  merubah sesuatu menjadi lebih sempurna sama halnya kita menjaga makanan khas Madura.

Di Madura juga mempunyai berbagai ragam musik. Seperti musik tong-tong, musik saronin, musik gamelan, musik kerawitan, musik pajher lagghu dan lain-lain. Ke khasan Madura sangat banyak salah satunya musik tradisional ini. Semua  Musik memiliki keindahan tersendiri. Musik di Madura sangat bagus dan unik. Saya akan memmbahas musik saronin. Instrumen saronin berbentuk kerucut dari bahan kayu jati dengan enam lubang berderet di depan satu lubang di belakang sebuah gelang kecil yang terbuat dari kuningan ( konengan: Madura ).

Lalu, mengaitkan bagian bawah dengan bagian atas yang terbuat dari baja tahan karat. Ujungnya terbuat dari kayu siwalandan menjepit lidah gandannya dari sepat atau dari daun pohon siwalan pada pangkal ditambah sebuah sayap yang terbuat dari tempurung kelapa yang tampak seperti pemain pada pemain yang sedang meniupnya.

Banyak sekali alat musik yang di ciptakan oleh orang madura. Setiap alat musik dibuat sesuai alur musik yang diciptakan. Pembuatan alat musik Madura menggunakan bahan alami. Dengan bahan alami itulah alat musik Madura mempunyai kekhasan tersendiri. Suaranya sangat merdu. Jika, dibandingkan dengan alat musik yang dibuat menggunakan bahan buatan, alat musik yang menggunakan bahan alami akan lebih merdu dan tidak akan gampang rusak karena dibuatnya dengan bahan alam yang kokoh dan pembuatannya cukup gampang.

Oleh karena itu, kita harus menjaga alam ini dengan baik karena dari alamlah alat musik Madura tercipta. Dan terus mengembangkan berbagai alat musik agar Madura tetap terus maju. Teruslah  menampilkan karya musik kita ke banyak orang agar dapat dikenal dan jagalah baik-baik aset penting Madura agar tidak diambil Negara lain.

Berwisata adalah alternative jitu untuk menghilangkan penat dan jenuh setelah sekian lama sibuk dengan aktifitas-aktifitas. Dengan berwisata kita akan menemukan insting dan ide baru mengembangkan daya imajinasi kita. Dengan memandangi rerumputan yang hijau, laut yang terbentang luas, tumbuh-tumbuhanyang rindang membuat kita rileks. Maka tidak jarang beberapa orang rela menghabiskan jutaan rupiah untuk sekedar menghilangkan penat dan jenuh, serta suasana baru yang lebih rileks.
Tempat wisata di Madura yang menjadi sorotan para wisatawan asing adalah: Di Bangkalan, ada makam raja air mata, patai siring kemuning, pantang rongkang, dan lain-lain. Di Sampang ada pantai camplong, masjid Agung Sampang, waduk banyuates dan tugu Sampang. Sedangkan di Pamekasan ada api tak kunjung padam, batu ampar, tugu arek lancor. Sumenep, mempunyai tempat wisata dan situs-situs bersejarah yang lebih dari ke-3 kabupaten di atas. Keratin Sumenep, Pantai Lombeng, Pantai Slopeng, Asta Tinggi dan lainnya. Banyak sekali tempat wisata kota sumenep.
Mengingat hal itu, maka Pulau Madura yang penuh dengan objek wisata alam dan tempat-tempat bersejarah sudah mulai dilirik oleh investor-investor asing dan local. Apalagi, masyarakat Madura dikenal memiliki karakter dan corak kehidupan yang berbeda dari lainnya. Sehingga lebih menarik bagi wisatawan untuk lebih jauh mengenal dan mengkaji masyarakat Madura, yang mayoritas santri. Apalagi dengan adanya jembatan Suramadu. Tempat Wisata Madura akan menjadi salah satu tujuan wisata bagi orang-orang asing. Dengan ekosistem dan lingkungan yang alami, wisata Madura menjadi alternative tersendiri bagi kelangsungan masyarakat.
Oleh sebab itu, sebelum semuanya pindah dan dikelolah oleh pihak lain, alangkah baiknya bila wisata Madura dikelolah oleh masyarakat Madura sendiri. Dan sebagai generasi penerus agar selalu menjaga keindahannya dan mempromosikan ke banyak orang agar wisata Madura dapat diketahui banyak orang.
 
winda i.s. Template Design By: SkinCorner