Senin, 29 November 2010

KEBUDAYAAN KERAPAN SAP MADURA


Kerapan Sapi adalah satu istilah dalam bahasa Madura yang digunakan untuk menamakan suatu perlombaan pacuan sapi. Ada dua versi mengenai asal-usul nama kerapan. Versi pertama mengatakan bahwa istilah kerapan berasal dari kata kerap atau kirap yang artinya berangkat dan dilepas secara bersama-sama atau berbondong-bondong. Sedangkan versi yang lain menyebutkan bahwa kata kerapan berasal dari bahasa Arab yaitu kirabah yang artinya persahabatan. Namun, lepas dari kedua versi itu, dalam pengertiannya yang umum saat ini, kerapan adalah suatu atraksi lomba pacuan khusus bagi binatang sapi.
Macam-macam kerapan sapi yang menjadi ciri khas Madura yaitu:
1.      Kerap Keni (kerapan kecil)
      Kerapan jenis ini persyaratannya hanya diikuti oleh orang-orang yang berasal dari satu kecamatan. Dalam kategori ini jarak yang harus ditempuh hanya sepanjang 110 meter dan diikuti oleh sapi-sapi kecil yang belum terlatih. Bagi sapi yang dapat memenangkan perlombaan dapat mengikuti kerapan yang lebih tinggi lagi yaitu kerap raja.
2.      Kerap Raja (kerapan besar)
      perlombaan yang sering juga disebut kerap ini umumnya diadakan di ibukota Kabupaten pada hari Minggu. Panjang lintasan balapnya sekitar 120 meter dan pesertanya adalah para juara Kerap Keni.
3.      Kerap Onjengan (kerapan undangan)
      Kerap Onjengan adalah pacuan khusus para peserta yang diundang dari suatu Kabupaten yang menyelenggarakannya. Kerapan ini biasanya diadakan untuk memperingati hari-hari besar tertentu.
4.      Kerap Karesidenan (kerapan tingkat karesidenan)
Kerapan ini adalah kerapan besar yang diikuti oleh juara-juara kerap dari empat Kabupaten di Madura. Kerap Karesidenan diadakan di Kota Pamekasan pada hari Minggu yang merupakan acara puncak untuk mengakhiri musim kerapan.
5.      Kerap Jar-jaran (kerapan latihan)
      Kerapan Jar-jaran adalah kerapan yang dilakukan hanya untuk memilih sapi-sapi pacuan sebelum diturunkan pada perlombaan yang sebenarnya.

Di dalam pelaksanaan kerapan sapi ada pihak-pihak yang terlibat dalam permainan kerapan sapi. Mereka memiliki tugas masing-masing. Seperti, mengendalikan sapi, menahan tali kekang sapi, tukang aba-aba sapi, tukang menarik dan menuntun sapid an tukang bersorak-sorak untuk memberi semangat pada sapi.

Permainan kerapan sapi jika dicermati secara mendalam mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai itu adalah kerja keras, kerja sama, persaingan, ketertiban dan sportivitas.

Jadi, sebagai orang Madura harus sangat bersyukur karena, di Madura mempunyai berbagai macam keindahan dan kekhasan tersendiri. Kita sebagai anak muda harus bisa berkreasi dari apa yang ada di Madura. Dengan terus mengembangkan yang ada agar lebih baik lagi. Dan agar aset-aset Madura tetap ada untuk sampai kapanpun.

0 komentar:

Posting Komentar

 
winda i.s. Template Design By: SkinCorner